Total Pageviews

Breaking News
Loading...
28/12/2014

BERJUTA CERITA DIMONAS

17:44
Makna sebuah perjalanan “berjuta cerita di monas”

 Perjalanan yang diawali dengan niat antara iya dan tidak, akhirnya ragapun menyerah pada keadaan saat itu.
Jam 09.00 yang harusnya meluncur dari ciputat tercinta menuju monas ngaret jadi  10.30, bukan karna kita tak menghargai waktu tapi karna kurangnya kesiapan, ya kali abis jogging belum sarapan pula udah disuruh siap-siap aja, mandi bebekpun tak apalah.
Penasaran yah mau apa sih kita ke Monas? mungkin pada berfikiran paling Cuma jalan-jalan, sebenarnya sih iya tapi ada tujuan yang lebih penting yaitu memenuhi undangan dari CPI (Community Pemalang Ikhlas).
Kebetulan ketua domisioener  Zaenun Nu’man bersama dengan tangan kananya Ahmad faik sudah meluncur duluan ke Monas, rombongan kami pun berkumpul di depan gerbang masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri atas wakil ketua domisioner Faur rasid, ketua terpilih M.Arif dan 4 orang anggota Reni, Zaky, Ismul dan saya sendiri (Miya).  Teriknya matahari tak akan menjadi halangan untuk melanjutkan perjalanan dengan mengunakan motor-motor pilihan yang sudah diuji di berbagai bengkel terdekat. Macet…macet dan macet ,biasalah bukan Jakarta namanya kalo gak macet.
Singkat cerita di tengah perjalanan Faur dan Reni terpisah dari rombongan,  entah mereka yang terpisah apa kami yang memisahkan diri, entahlah hanya Allah yang tau. Dan ternyata oh ternyata rombongan kamilah yang “nyasar” dan lebih parahnya lagi tak satupun dari kami yang tau jalan menuju Monas.
Dengan modal nekat kami tetap melanjutkan perjalanan. Berhentilah kami dijalan dekat halte blok M, emmm bukan buat istirahat yah tapi karna kami KENA TILANG sekali lagi KENA TILANG!!!, masuklah kami ke pos polisi dengan jamuan pertanyaan-pertanyaan yang memaksa keringat untuk keluar dari tubuh, maklum saja kami masih menjadi anak-anak polos. Kami ditangani oleh polisi yang berbeda, Arif dan Ismul ditangani oleh polisi yang baik hati dan Alhamdulillah tidak sombong tapi sedikit galak dan merekapun dibiarkan melanjutkan perjalanan. Lain cerita dengan saya dan Zaky yang ditangani oleh polisi ganteng masih muda pula, mungkin karna terlalu ganteng sehingga Zaky terlalu gugup untuk menjawab pertanyaan dari polisi tersebut alhasil kami dipersulit untuk melanjutkan perjalanan kembali ,dengan menjunjung tinggi kata DAMAI” polisi tersebut menawarkan pilihan mau sidang apa bebas bersyarat, kamipun memilih bebas bersyarat dengan membayar uang, gak usah disebut yah jumlah uangnya berapa paling 20.000 doang kok, itung-itung buat amal mungkin pak polisinya lagi gak punya duit.
Lanjut jalan aja yah,  kami sampai dimonas (horeeeee moonasss) dan ahirnya dipertemukan kembali dengan mas faur dan mba reni.tujuan pertama kami lamgsung menghampiri IKPP, kami kira mas zenun dan mas faik sudah ditempat eh ternytaa mereka masih kebingunggan mencari keberadaan kami. Selang beberapa menit merekapun datang, huh akhirnya ngumpul jua. Kami disambut baik oleh muka-muka ramah khas pemalang dan kami lebih tepatnya mas zenun sebagai perwakilan memaparkan berbagai porker (program kerja) dari IMPP sendri Alhamdulillah mereka merespon baik dan mau berkonstribusi dengan IMPP.
Tujuan selanjutnya menghampiri KPCC, merekapun merespon baik atas kedatangan kami bahkan kami disuruh berpartisipasi dalam sebuah permain yang mereka buat dan mas faurlah sebagai perwakilan dari kami yang memenangkan permainan tersebut dan titik-titik sebagai hadiahny (gak usah disebut yah apa hadiahnya biar pada penasaran).
Mentaripun enggan untuk menemani lagi, kami memutuskan untuk pulang. Karna tempat kami parkir itu berbeda-beda kami berdiskusi sejenak menentukan dimana kami bertemu.
Diskusi yang penuh tawa dan membutuhkan waktu lama untuk menentukan titik temu ahirnya selesai sudah dengan menunjuk IRTI sebagai  lokasi pertemuan para jiwa-jiwa muda. saya, mas ismul, mas arif dan mas zaky sampai duluan di Irti, ya iyalah orang kita parkirnya disitu. kringkring..kringkring,,,hp pun berbunyi dan ternyata mas zenun nelpon,duuh mas zenun baru aja berpisah sudah kangen nelfon-nelfon segala lagi :D, dugaan ku salah ternyata mas zenun ingin memberitaukan bahwa kunci motornya hilang. APA???? HILANG?! dengan santainya mas zenun menjawab : iya hilang mungkin dia lagi selingkuh. Ya Allah lagi kaya gini masih aja nglawak.
Tinggalin cerita tentang mas zenun dan mas faik karna kami tak menemukan solusi untuk itu, kita beralih untuk pertemuan kedua dengan mas faur dan mba reni. Untuk  menemui mas faurpun kami kesulitan dan ahirnya mas faur dengan gagahnya triak-triak disebrang jalan dan menyuruh kami untuk menghampirinya, oke fix kamipun menyetujuinya. dijalan tiba-tiba mas arif berhenti entah dia laper atau mau buang air?? Dan dia menceritakan kegalauanya kenapa dia berhenti mendadak itu karna “KEHABISAN BENSIN” ya Allah cobaan apa lagi ini, padahal menuju mas faur masih beberapa kilometer lagi, dengan kekuatan super yang dimiliki mas ismul dan mas arif mendorong megatron (panggilan kesayangan motonya mas arif) gak kebayang deh capeknya gimana ndorong motor gede dengan jarak yang cukup jauh. (good job dah buat mas arif sama mas ismul)
Udah pada ngumpul nih tapi masalah belum juga kelar (usap dada) lagi-lagi jarak yang menjadi halangan. Untuk menuju pom bensin pun jaraknya lumayan jauh, ya kali mau didorong lagi bisa-bisa mas arif berat badannya turun 50 kg.jadi dengan kekreatifitasan kami selaku jiwa-jiwa muda yang penuh semangat sampai lupa rasa makanan itu seperti apa, kami memutuskan untuk menugaskan mas ismul untuk ikut mendorong (nyetep) dengan menggunakan motornya mas faur (maaf bahasanya kurang dimengerti soalnya yang nulis juga binggung bahasanya itu gimana). menunggu adalah hal yang membosankan maka dari itu berbicang-bincang dan tetap masih dalam keadaan KELAPARAN, bukanya kita pada pelit tapi sumpah dah uang lagi pada limit. Satu hal yang menarik dari perbincangan kami ketika saya Tanya pada mas faur dan mba reni tentang nasib tragis yang dialami oleh mas zenun dengan kompaknya mereka menjawab “sudah biarin aja mereka udah gede udah pada tau jalan”. HAH?!!! Ini beneran jawaban dari seorang keluaga ketika lagi kesusahan, ternyata setelah dijelasin mereka belum tau bahwa kunci motor mas zenun ilang, duh pantesan jawabnya gitu.
Mas faur dan mas zakypun menghampiri mas zenun dan mas faik, nyampai disana mereka melihat pemandangan yang membuat otak mereka berfikir kok bisa yah dalam keadaan darurat seperti ini masih sempat-sempatnya TIDUR??? (usap dada again). Sama halnya dengan solusi untuk permasalahan mas arif mereka pun saling dorong mendorong  untuk sampai ke bengkel terdekat (padahal gak ada bengkel yang dekat). ya sudahlah….
Gimana yah nasib cewe-cewe kece yang ditinggal para kesatrianya yang lagi berjuang menuju  jalan pulang, intip aja nyook. Saya dan mba reni kaya orang ilang yang duduk dipinggir jalan dimana semua mata yang melintas tertuju pada kita, MALUNYA ITU LOOHHH!!!!!!!! yang bikin tambah naik darah ada dua cewe yang gak begitu kece dateng membawa pertanyaan (berharap membawa makanan ehhh) dan setelah kami jawab dengan panjang lebar kali tinggi mereka langsung pergi tanpa bertrimakasih??? bayangin aja lah rasanya gimana. mas ismul sama mas arifpun datang dan lagi-lagi tanpa membawa makanan. satu persatu masalahpun dapat  teratasi, detik demi detik terlewati menit demi menit telampaui dan jam demi jampun telah berlalu, akhirnya datang dua sosok cowok guanteng yaitu mas faur dan mas zaky dengan membawa beberapa makanan (Alhamdulillah penantianku tak sia-sia). Kami berbondong-bondong menjumpai mas zenun dan mas faik yang mungkin lagi curcol, sampailah kami dibengkel tempat motor mas zenun diservis dan ahirnya kami berdelapanpun bertemu (sorak-sorak bergembira) sambil menunggu kehangatan sebuah keluargapun muncul dengan tawa-tawa lepas seperti tanpa beban .selesai sudah servisnya karna uang kami pas-pasan untuk bayar servis, yang harusnya 25.000 kami nego menjadi 24.000 lumayan kan  1000 bisa buat beli permen. kami tidak memutuskan untuk langsung keciputat tempat kami berdomisili tapi langsung menuju rumah mas varis anggota IKPP berharap mendapat makanan disana, diperjalanan ada aja hal-hal yang membuat orang ketawa bila melihatnya dari mas faik yang salah masuk jalur cepat, untung aja remnya bersahabat dan langsung berhenti saat polisi menegurnya dan lagi-lagi kami harus merelakan kebersamaan kami terbaik menjadi dua kubu antara mas faik, mas zaky, mas faur dan mba reni dengan mas zenun, mas arif, mas ismul dan tentu saya sendiri (MENYEDIHKAN)  itu karna motor mas zenun bagai sepeda yang rantainya copot tiba-tiba, untung saja hal itu cepat teratasi.  Petualanganpun dimulai dengan mengandalkan mas zenun yang ingat-ingat lupa jalan ke rumah mas varies dan Alhamdulillah sampai tujuan dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. bersholawatpun menjadi tujuan pertama kali dirumah mas varies.barokallahh….:)
 



 Ismiatul Arifiyah
Anggota divisi Seni dan Olahraga




s

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer